Ciri- Ciri Motif Batik Pekalongan Adalah :
- Pada beberapa motif batik Pekalongan yang klasik (tua/kuno)
tergolong motif semen. Motif ini hampir sama dengan motif-motif klasik
semen dari daerah Jawa Tengah yang lain, seperti Solo dan Yogyakarta
yang terdapat ornamen bentuk tumbuhan dan garuda atau sawat. Perbedaanya
ada kain klasik ini hampir tidak ada cecek. Semua pengisian motif
berupa garis-garis.
- Motif asli pekalongan adalah motif Jlamprang, yaitu suatu motif
semacam nitik yang tergolong motif batik geometris. Mungkin motif ini
merupakan suatu motif yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab
karena pada umumnya orang Arab yang beragama Islam tidak mau menggunakan
ornamen berbentuk benda hidup, misalnya binatang atau burung. Mereka
lebih suka ragam hias yang berbentuk geometris. Namun Dr. Kusnin Asa
berpendapat bahwa motif jlamprang merupakan pengaruh kebudayaan Hindu
Syiwa.
- Warna soga kain dengan motif dari tumbuhan. Pada
kain batik klasik
Pekalongan ini motifnya terdapat persamaan dengan kain batik klasik daerah
Solo dan Yogyakarta.
- Beberapa corak kain yang diproduksi di Pekalongan mempuyai corak
atau gaya Cina, seperti adanya ornamen Liong berupa naga besar berkaki
dan burung Phoenix, yaitu sejenis burung yang pada bulu kepala, sayap,
dan ekor berjumbai serta ekor bergelombang.
- Kain batik yang dikembangkan atau diproduksi oleh pengusahan batik
keturunan Cina. Gambar-gambarnya pada motif berupa bentuk-bentuk riil
(nyata) dan banyak menggunakan cecek-cecek (titik-titik) serta cecek
sawut (titik dan garis). Isen-isen pada ornamen penuh dengan cecek.
- Penduduk daerah pantai menyukai warna-warna yang
cerah seperti warna merah, kuning, hijau, biru, violet, dan orang.
Dengan adanya faktor-faktor seperti tersebut motif batik di daerah
Pekalongan selalu berubah-ubah dan saling meniru. Motif-motif baru
diciptakan oleh para pembuat canting cap batik atau orang-orang yang
khusus membuat membuat motif untuk dijual pada pengusaha batik. Orang
Eropa yang pernah ikut terjun ke dalam pembatikan dan berpengaruh adalah
Van Zuylen. Van Zuylen terkenal dengan batiknya yang halus dengan motif
berbentuk tumbuhan yang realistis.
Perkembangan batik Pekalongan sedemikian rupa dan cepat. Sampai saat ini
batik Pekalongan mempunyai corak khusus, yaitu bermotif bentuk tumbuhan
realistis dan jlamprang dengan warna-warna yang cerah. Dilihat dari
segi pewarnan, Pekalongan mempunyai keunggulan dari daerah lain.
Motif Jlamprang
Kita akan membicarakan motif jlamprang secara khusus, karena dari
beberapa pengamat batik motif ini diyakini dan diakui sebagai motif asli
Pekalongan, bukan motif yang dipengaruhi daerah lain.
S.K Sewan Santoso, S. Teks dalam bukunya Seni Kerajinan Batik Indonesia
yang diterbitkan Balai Penelitian Batik dan Kerajinan , Lembaga
Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI (1973)
mengatakan bahwa motif Jlamprang di Pekalongan dipengaruhi oleh Islam.
Artinya, motif ini lahir dari perajin batik keturunan arab yang beragama
islam. Adanya larangan dalam Islam menggambar binatang maupun manusia
mendorong perajin batik Pekalongan menciptakan motif hias geometris.
Motif jlamprang menurut peneliti ini termasuk motif nitik dan tergolong
dalam ragam hias geometris.
Dr. Kusnin Asa berpendapat bahwa Jlamprang merupakan bentuk motif
kosmologis dengan mengetengahkan pola ragam hias ceplokan bentuk
lung-lungan dan bunga padma, menunjukan makna tentang peran dunia kosmis
yang hadir sejak agama Hindu dan Buddha berkembang dijawa. Pola
ceplokan yang distilirasi dalam bentuk dekoratif menunjukan corak
peninggalan masa prasejarah yang kemudian menjadi waris agama Hindu dan
Buddha.
Motif Isen batik Pekalongan
Motif batik Pekalongan pada umumnya diisi dengan titik-titik atau
cecek-cecek. Titik ini berupa cecek-garis atau ceccek-pitu. Jarang
sekali adanya cecek-sawut atau sawut, atau isen yang lain seperti cecek,
cacah gori. Permainan dengan cecek ini kadang-kadang sangat menonjol,
sehingga semua garis yang membentuk ornamen-ornamen dalam motif berupa
cecek pula. Batik halus "Oei Tjow Soen" adalah salah satu contoh batik
halus Pekalongan yang diolah dengan penuh cecek yang halus sekali.